Jumat, 11 Maret 2011

hemmmm

Guys, W dpet pelajaran dr crita ni, coba deh kalian baca, kalian kan mndapat pelajaran d dlm,a..



Ada seorang raja yang gemar berburu dengan seorang sahabatnya, yang mempunyai kebiasaan aneh. Sang sahabt sring kali mengucapkan “ini adalah sesuatu yang baik” dalam menghadapi suatu peristiwa, baik yang baik maupun yang buruk.



Suatu ketika Sang raja meminta Sang sahabat untuk mempersiapkan senjata yang akan dipakai untuk berburu. Setelah beberapa lama Sang raja mengecek persiapan Sang sahabat tanpa sepengetahuan Sang sahabat.



“Aaahhhhhhhh,” tiba-tiba Sang raja berteriak. Terkejut seperti mendengar suara Sang raja, Sang sahabat pun lari menuju tempat Sang raja.



“Ada apa Baginda?,” tanya Sang sahabat kepada Sang raja. “jariku terkena senjata,” sahut Sang raja.



Sang sahabat pun akhirnya mengobati jari Sang raja yang terluka sambil berkata “ini adalah sesuatu yang baik”. “Tidak!!!,” sahut Sang raja. “ini bukan sesuatu yang baik” lanjutnya. “lihat!!!, satu jariku karena keteledoranmu,” bentak Sang raja.



“Pengawal, seret orang ini ke dalam penjara!!!,” perintah Sang raja pada pengawalnya.



Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun. Sang raja senantiasa bolak-balik ke hutan untuk berburu, sementara Sang sahabt menjalani hari-harinya dalam penjara kerajaan.



Suatu hari Sang raja berburu ke suatu hutan yang baru dimasukinya dengan beberapa prajuritnya. Tanpa disadari Sang raja terlalu jauh masuk ke dalam hutan karena keasikanya berburu. Sang raja pun akhirnya tersesat. Dalam pencariannya jalan keluar Sang raja masuk dalam wilayah suku kanibal primitive. Sang raja dan rombongan pun ditangkap. Suku kanibal pun memutuskan untuk menjadikan santapan istimewa rombongan Sang raja. Satu persatu rombongan di gilir untuk disantap. Akhirnya tiba giliran Sang raja untuk dijadikan santapan istimewa.



“Ketua, orang ini jarinya hilang satu,” tiba-tiba seorang anggota yang bertugas mengeksekusi Sang raja berteriak memberi tahu kepala suku.



“Benarkah?,” Tanya Sang kepala suku. “Benar Ketua, coba lihat kemari.!,’ sahut Sang anak buah.



“Kalau begitu lepaskan Ia dan ganti yang berikutnya..!!,” perintah Sang kepala suku. “Pantang bagi kita untuk memakan makhluk yang tidak sempurna,” tambahnya.



Sang raja pun akhirnya dilepaskan dan segera keluar dari hutan menuju istananya. Dalam perjalannya Sang raja ingat dengan kata-kata sahabatnya dulu “ini adalah sesuatu yang baik”. Sesampainya di istana Sang raja langsung memerintahkan pengawalnya untuk membebaskan sahabatnya yang dulu dipenjarakannya. Begitu berada dihadapannya Sang raja lagsung memeluknya. “Sahabatku, maafkan aku. Aku telah memenjarakanmu sekian lama,” kata Sang raja kepada sahabatnya yang baru dikeluarkan dari penjara. “Apa yang kamu katakan dulu benar. Jariku putus adalah sesuatu yang baik,” lanjut Sang raja.



Sang raja pun menceritakan kepada sahabatnya apa yang telah dialaminya selama beburu beberapa waktu yang lalu. Setelah selesai bercerita, Sang raja kembali meminta maaf kepada sahabatnya tersebut. “Sahabatku, sekali lagi maafkan aku karena aku telah memenjarakanmu selama sekian lama. Padahal kamu tidak bersalah,” kata Sang raja.



“Baginda, ini adalah sesuatu yang baik,” kata Sang sahabat kepada Sang raja. “Bagaimana mungkin, ini adalah sesuatu yang baik, padahal aku telah mempenjarakanmu selama sekian lama, dan kamu sebenarnya tidak bersalah,” sahut Sang raja.



“Iya Baginda, ini adalah sesuatu yang baik. Jika Baginda tidak memenjarakan saya, mungkin saya sudah dimakan suku kanibal seperti beberapa prajurit yang lain,” kata Sang sahabat. Akhirnya merka pun kembali menjadi dua sahabat seperti dulu.



Sahabat, dari kisah diatas dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwasannya sekali-kali Allah tidak mentaqdirkan sesuatu melainkan da hikmah yang yang dikehendaki-Nya, karena Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-hamban-Nya. Oloeh karenanya Allah tak mungkin melakukan kesia-siaan. Jadi, tidak ada ketentuan Allah tanpa suatu hikmah yang dikehendaki-Nya. Segala sesuatu yang terjadi berkaitan dengan kita adalah yang terbaik untuk kita menurut Allah meskipun kiat sering kali merasakannya sebagai sesuatu yang tidak baik untuk kita.

Betapa sering terjadi, ada kebaikan melimpah ruah yang tersembunyi dibalik peristiwa menyedihkan yang tidak disukai tanpa disadari oleh kita umat manusia. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT:

”..tetapi boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui”.(Al Baqarah:216)

Wallahu A’lam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar